Tak sedikit perempuan menghindari latihan angkat beban, karena khawatir badannya menjadi kekar. Padahal, menurut dr Phaidon L Toruan dalam bukunya Fatt Loss Not Weight Loss, latihan beban tidak akan membuat perempuan seperti laki-laki, kecuali menggunakan anabolic steroid alias hormon laki-laki. Pada umumnya laki-laki memiliki 20-30 kali jumlah testosteron lebih banyak dibanding perempuan.
Wanita biasanya selalu identik dengan penggambaran cantik, tubuh ideal serta sosoknya penuh kelembutan. Serta secara garis umumnya wanita dikatakan sebagai sosok yang lemah baik secara fisik, serta hal lainnya. Meski demikian, bukan berarti perempuan tidak bisa berlatih untuk memperkuat otot. Menurut studi yang diterbitkan dalam The Journal of Gerontology pada tahun 2000, respons tubuh yang terjadi pada perempuan dan laki-laki ketika menjalani latihan hampir sama.
Banyak manfaat positif ketika perempuan melakukan angkat beban, seperti lebih bisa mengatur emosi di tengah kesibukan, tubuh yang lebih sehat dan pola hidup seimbang. Saat perempuan melakukan latihan secara normal dan tidak mengonsumsi suplemen, para perempuan pasti merasa tubuhnya lebih bugar, bagus dan kencang tapi tidak berotot. Nah, ketika dia sudah bugar otomatis dia akan melakukan kegiatan sehari-hari di rumah misalnya mengangkat anak, mandiin, nyapu, ngepel dengan bugar juga.